Thursday, November 21, 2013

Tentang Angka

Seperti yang kita tahu bahwa bilangan saat ini berbasis sepuluh (10). Selain bilangan berbasis sepuluh juga ada bilangan yang lain. Sebagai contohnya:

Bilangan romawi: rumit ga sih? IX, MD, LX? hehehe.. bilangan romawi mengadopsi Etruscan, yang mengadopsi penomoran Attic di Yunani.

Bilangan Babylonia: basis 60

Bilangan Maya: basis 20

Peradaban modern menggunakan sistem angka Arab, yakni basis 10 - decimal. Salah satu konsep tambahan juga bahwa tentang konsep angka 0 (nol) sebagai posisi bukan hanya menyebutkan tentang bilangan nihil - null. Al Khawarizm. Bayangkan ditulis oleh beliau di abad 9, dan baru dikenalkan di peradaban barat di abad 12 setelah dialihbahasakan.

Wednesday, November 20, 2013

Islam Agama Seluruh Umat

Menarik untuk diceritakan ke anak-anak kita, ke anak didik ataupun ke semuanya. Bahwasanya Islam bukanlah agama yang rendah yang mungkin melekat pada nama Islam yang dipropagandakan di media barat selama ini.

Islam turun pada bangsa Arab, tatkala jaman jahiliyah, bahwasanya di antara-antara umat yang lain yang pada saat itu ada, Arab adalah bangsa yang paling rendah. Akan tetapi Islam datang dan mampu meninggikan peradabannya lebih jauh daripada bangsa yang sudah lebih maju sebelumnya (Yaman, Romawi, Persia, Yunani).

Jaman keemasan Islam pada abad 10 ketika penemuan dan perkembangan peradaban sangat pesat. Saya, sebagai mahasiswa teknologi komputer pada saat itu, sangat takjub ketika algoritma ditemukan oleh orang Islam. Tentang bilangan dengan basis 10.

Monday, November 11, 2013

Sedekah Ikhlas Abu Musa


Selama ini yang kita tahu sedekah itu ke orang miskin, ke peminta-minta yang ada di jalan, masuk ke kencleng masjid. Tahukah bahwa ada yang harus lebih diperhatikan dalam bersedekah selain kemana kita harus bersedekah? Jawabnya adalah ikhlas.

Malam itu bulan bersinar terang di langit, dan bintang bintang bertaburan. Subhanallah, alangkah indahnya. Seorang lelaki, sebut saja namanya “Abu Musa” telah keluar dari rumahnya. Dulu, Abu Musa dikenal gemar melakukan perbuatan tercela yang dilarang agama. Namun, kini dia telah bertobat. Sekarang, dia rajin shalat berjamaah di masjid. Dia juga tidak merasa malu untuk ikut mengaji dan belajar membaca Al Quran, bersama anak anak yang jauh lebih muda usianya.

Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari Gurunya membahas tentang keutamaan sedekah, hati Abu Musa mulai tergerak. Guru tersebut menjelaskan, jika seseorang memiliki uang seribu perak  dan ia menyedekahkan tiga ratus perak, maka yang tiga ratus perak itulah yang akan kekal dan dapat dinikmati orang yang bersedekah di akhirat kelak. Sedangkan yang tujuh ratus perak tidak membuahkan apa-apa.

Bahkan, uang tiga ratus perak yang disedekahkan, akan dilipatgandakan oleh Allah sebanyak tujuh ratus kali.



Selama ini, Abu Musa dikenal kaya dan kikir. Namun, sejak ia bertobat, dia telah berniat akan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk Allah SWT. Sebagian hartanya telah dia rencanakan untuk disedekahkan dan diinfakkan di jalan Allah SWT.

Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah, dimana sebelumnya dia telah menyiapkan kantong berisi seratus perak untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki kekar berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata diketahui oleh beberapa orang tetangga rumah tersebut.

Pagi harinya, orang orang di pasar ramai membicarakan apa yang dilakukan Abu Musa tadi malam. Dua orang yang melihat Abu Musa bersedekah berkata dengan nada mengejek, “Dasar orang tidak tahu Agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok kepada seorang pencuri dan perampok. Kalau mau sedekah itu, ya harusnya kepada orang yang baik baik!”

Obrolan orang di pasar itu sampai juga ke telinga Abu Musa, ia hanya berkata dalam hati, “Alhamdullilah, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri, semoga Engkau menerima sedekahku!”.

Malam harinya, Abu Musa kembali keluar rumah untuk bersedekah. Dia memilih rumah yang ada di dekat pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya yang juga berjumlah seratus perak, dia pulang. Kali ini Abu Musa berharap, dia tidak keliru memberikan sedekahnya. Pagi harinya, pasar lebih ribut dari sebelum nya. Seorang penjual daging berkata, “Nggak tahulah! Abu Musa itu memang aneh. Mau sedekah saja kok kepada orang kaya. Padahal, orang yang miskin dan memerlukan uang untuk makan, masih banyak dan ada di mana mana!”

Ternyata, rumah yang didatangi Abu Musa dan diberi sedekah tadi malam adalah rumah orang kaya. Mendengar berita dan omongan yang ada di pasar tentang kekeliruannya memberikan sedekah ia berkata, “Alhamdullilah, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri, dan orang kaya, semoga Engkau menerima sedekahku!”

Malam harinya, Abu Musa shalat malam, lalu ia tertidur di atas sajadah. Dalam tidurnya dia bermimpi didatangi oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Abu Musa, ketahuilah sedekahmu kepada pencuri, telah membuat pencuri yang melakukan pencurian karena kemiskinannya itu insyaf dan bertobat kepada Allah, sehingga dia kini tidak mencuri lagi. Sedekahmu padanya menyadarkannya bahwa masih banyak orang yang peduli padanya. Dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya tersebut sadar dan merasa malu. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada kamu yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah. Ia ingin meniru langkahmu, bersedekah dengan ikhlas. Wahai Abu Musa, ketahuilah, sedekahmu yang ikhlas itu telah diridhoi dan diterima oleh Allah SWT.”

--
Tambahan untuk orang tua:
Bahwa kita mendidik putra-putri kita bukan agar mereka menjadi pribadi yang unggul yang nantinya tidak membebani hidup kita, bukan untuk menjadi orang yang sukses agar kita mendapat hadiah pensiun yang meringankan hari tua kita, bukan untuk menjadi orang sholehah agar kita selamat dari api neraka.  
Semata-mata kita mendidik mereka, karena itu adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah. Mendidiknya sesuai dengan kaidah pendidikan Islam. Menjadikannya persembahan yang terbaik untuk Allah, mengabdi di jalan Allah tanpa harapan agar amal kita terbalas oleh anak-anak kita. Hanyalah Allah yang membalas amaliah kita.
Ada 3 sedekah, yang kedua sedekah kepada perempuan yang tidak baik – dihapus karena terlalu dini untuk diceritakan ke anak kecil.
Kata ikhlas berarti murni. An Nahl ayat 66. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya berupa susu yang bersih antara kotoran dan darah.
air susu ketika tercampur kotoran bahkan hanya setitik maka susu akan dibuang oleh peminumnya. Begitulah ikhlas di mata Allah. Sehebat apapun amalan kita ketika tercampur dengan ketidakikhlasan maka amalan tersebut tertolak oleh Allah SWT.

Thursday, November 7, 2013

Burung Ababil Tentara Allah

Pernahkah mendengar burung yang bernama Ababil? Burung Ababil bukan jenis burung yang spesiesnya ada di dunia, bukan pula jenis burung yang penciptaannya untuk melengkapi keindahan dunia. Akan tetapi burung itu sengaja diciptakan Allah untuk menghancurkan kesombongan seorang panglima perang yang paling ditakuti pada masanya itu.

Dialah Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia, tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara Allah itu salah satunya adalah Ababil.

Kisah ini bermula ketika Abrahah merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di sekitar ka'bah.

Abrahah mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja. Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak dihiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.

Karena penolakan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!! Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.

Ilustrasi Tentara Perang Gajah


Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.

Detik-detik penghancuran pun tiba, Abrahah dan pasukan bergajah nya mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia akan dapat menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Diawali dengan enggannya gajah-gajah tersebut menyentuh Ka'bah, seolah-olah gajah-gajah itu tahu bahwa sebentar lagi mereka akan mengalami nasib tragis dan mengerikan.

Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.

Di antara paruh-paruh dan kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang sangat panas yang berasal dari kerikil-kerikil neraka. Apa yang dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka jatuhkan tepat di objek sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu per satu mereka dihujani bara api. Satu bara api yang sebesar kerikil itupun mampu melelehkan kulit-kulit bala tentara Abrahah dan menghanguskan tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum mereka berhasil menghancurkan Ka'bah.

Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kekuasaan Allah dan kekuatan-Nya sangat besar dan tak terkalahkan. Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Wallahu'alam..

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Al Fil QS 105 (1-5)
1.  Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
2.  Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?,
3.  Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
4.  yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5.  lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

dikutip dari berbagai sumber 

Download file versi PDF di sini

Mukadimah

Mukadimah adalah penyataan pengenalan dalam satu dokumen yang menerangkan sebab-sebab dokumen berkenaan dan falsafah disebaliknya. Lebih singkatnya kata pengantar.

Menjadi sebuah kewajiban orang tua untuk mampu dan terus membangun kepribadian jiwa yang telah dititipkan padanya. Salah satu cara membangun kepribadian tersebut adalah dengan memberikan informasi tentang kisah Islam yang mampu membangun, menginspirasi, dan mencontohkan untuk generasi muda Islam ke depan.
Sangatlah disayangkan ketika seorang anak lebih dulu takut kepada hantu daripada takut telat sholat. Dan sangat miris melihat anak lebih dulu tahu tentang Cinderela dan sepatu kacanya daripada kisah Rasulullah SAW dan kisah Islami lainnya.

Salam perjuangan.